Senin, 03 Januari 2011

kristologi

PERKEMBANGAN KRISTEN DI BOYOLALI
Di Susun Oleh:
Muhammad Saiful Haq
Achmad Noor Syaifudin


Pendahuluan
Sudah sering sekali kita mendengar kata kristenisasi. Bahkan kita sudah mendapatkan cerita bahwa ada saudara seiman kita yang dikristenisasikan, sehingga saudara seiman kita itu murtad. Memang nyatanya bahwa kristenisasi sudah lama sekali mewabah di sekitar kita.
“Yang dinamakan kristenisasi itu ialah mengkristenkan orang atau membuat seseorang memeluk agama Kristen. Arti kata-kata itu menurut istilah ialah mengkristenkan orang secara besar-besaran dengan segala daya upaya yang mungkin agar supaya adat dan pergaulan dalam masyarakat mencerminkan ajaran agama Kristen. Masyarakat yang demikian itu akan lebih melancarkan kegiatan guna tersiar luasnya ajaran dan adat agama Kristen”.
Penulis sendiri mengartikan bahwa kristenisasi itu ialah sebuah gerakan yang dilakukan dalam memurtadkan penganut kepercayaan lain. Tentunya dengan sifat yang memaksa. Kristenisasi bukanlah usaha perorangan, melainkan kristenisasi ialah usaha internasional. Artinya, mereka bermaksud menyebarkan agama Kristen keseluruh dunia, yang dilakukan oleh umat Kristen diseluruh dunia. Memang Benar bahwa ini adalah mutlak hak asasi umat Kristen, sebagaimana orang muslimin pun memiliki tugas menyiarkan ajaran agama Islam ke seluruh dunia. Namun demikian, sangat perlu sama-sama disadari bahwa harus adanya garis pengamanan yang dapat menghindarkan terjadinya pergesekan dan perselisihan, sehingga masing-masing pemeluk agama tidak merasa cemas untuk dipaksa atau dibujuk untuk pindah ke agama lain. Garis ini harus jelas dan ditaati, terutama oleh para pemeluk agama yang telah disahkan oleh negara Republik Indonesia seperti agama Islam dan Kristen.
Usaha kristenisasi itu pun dilakukan dengan segala daya upaya, rencana yang masak, teknik yang tinggi, biaya peralatan yang lengkap, kemauan dan kesungguhan yang kuat dan mantap, keyakinan yang mendalam serta melalui jalan dan saluran yang meresap dalam. Aspek yang dituju ialah hampir disemua aspek kehidupan manusia, seperti sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, politik, dan segala macam hiburan. Kristenisasi tidak hanya dilancarkan kepada orang-orang yang memeluk agama animisme saja, melainkan ditujukan terhadap orang yang telah memeluk agama Islam. Pengkristenan dipercaya sebagai sebuah tugas suci yang dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh ditinggalkan. Mengkristenkan orang dianggap sebagai membawa kembali domba-domba yang tersesat, dibawa kembali kepada induknya. Manusia sebagai anak domba akan dibawa pulang kepada kerajaan Allah.
A. Sejarah kristenisasi di Indonesia
Kristenisasi di Indonesia tidak ada dan berkembang begitu saja, melainkan ada yang membawanya masuk dan kemudian dikembangkan di Indonesia. Sejarah berbicara bahwa ada beberapa peristiwa yang menjadi faktor lahirnya Kristen di Indonesia. Dalam hal ini ada dua golongan agama Kristen yang berhasil masuk dan berkembang di Indonesia, yaitu agama protestan dan katolik.
a. Agama protestan
Agama protestan ialah satu dari dua kelompok agama Kristen yang berorientasi. Keberadaan agama protestan di Indonesia berawal dari sebuah pergerakan yang dimotori oleh para pendeta protestan yang berasal dari berbagai penjuru dunia.
“Sejarah lahirnya kristen di Indonesia oleh protestan diawali dengan kedatangan zending protestan pada tahun 1831 dengan dua orang pendeta yang bernama riedel dan schwarz ke Minahasa. pada tahun 1850 mereka membuka sebuah kweekschool (sekolah pendidikan guru) di Tomohon, dan pada tahun 1868 dibuka pula sebuah sekolah guru Injil (hulpzendelingen). Dengan berdirinya kedua sekolah tersebut, dimulailah proses kristenisasi di Indonesia”.
Dengan perlahan tapi pasti, agama protestan mengembangkan sayapnya ke seantero nusantara melalui berbagai macam cara dengan pelopor yang beragam. Dalam pelaksanaan program-program tersebut, tentunya membutuhkan biaya yang sangat banyak. Pembiayaan-pembiayaan tersebut biasanya ditangani oleh instansi-instansi yang dimiliki dan di bentuk oleh orang-orang protestan itu sendiri. Kristenisasi di Minahasa itu ditangani dan dibiayai oleh Nedherlandse Zendelinggenoot Schap yang didirikan di Rotterdam pada tahun 1787.
“Sedangkan kristenisasi di jawa timur dipelopori oleh seorang tukang jam berbangsa belanda di surabaya, yang bernama Emde dan seorang tuan tanah bernama C. Colen pada tahun 1840-an. Empat tahun kemudian pengikut mereka berhasil membentuk sebuah desa Kristen di Mojowarno, dan berdiri didalamnya sebuah rumah sakit Kristen yang besar dan modern. Di Jepara, seorang zendeling yang bernama Hoezoo berhasil memurtadkan seorang santri yang bernama Sadrah. Sadrah kemudian mengembara hampir ke seluruh tanah Jawa. Dia bertemu dan bermusyawarah dengan penyebar Kristen lainnya. Tahun 1867, Sadrah dibaptiskan dan dua tahun kemudian dia dipindahkan ke Purworejo untuk menyiarkan Kristen disana, bekerja sama dengan nyonya philips. Tahun 1870 ia pindak ke desa Karangjasa dekat Bagelen, dan ia pun semakin giat menyebarkan agama Kristen. Kemudian, ia memimpin kaum Kristen Jawa. Dari sana kristenisasi diperluas oleh dewan gereja (gereformeerde kerken) ke Banyumas dan Kedu. Lalu diperluas lagi hingga ke Yogyakarta dan Surakarta”.
“Adapun kristenisasi di sumatera di mulailah oleh zending protestan pada tahun 1890 di daerah Sumatera pesisir timur. Kemudian pada tahun 1894 mereka sampai ke utara danau Toba, daerah batak karo. Pada tahun 1866 pulau nias dimasuki oleh para zending dari perkumpulan Rheinische Missionsgeselschaft, yaitu gabungan zending yang berdiri pada tahun 1823 yang berpusat di barmen wilayah Dusseldorf, Jerman. Kemudian mereka juga berhasil melebarkan sayapnya hingga ke pulau Mentawai dan Enggano”.
Dari pernyataan diatas, bahwa penyebaran ajaran agama Kristen di indonesia mengalir begitu deras. Dalam kurun waktu yang sangat singkat, hampir diseluruh wilayah di pulau-pulau besar sudah masuk ajaran-ajaran agama protestan. Para zending protestan begitu cerdas dalam mensiasati strategi. Mereka pintar memilih daerah-daerah sebagai target penyebaran. Daerah terpencil selalu menjadi prioritas utama. Selain itu, mereka pun pintar dalam mencari metode penyebaran ajaran agama mereka.
Selain di sumatera, rheinische missionsgeselschaft juga beroperasi di pulau kalimantan selatan dan timur, untuk mengkristenkan suku dayak. Pada tahun 1904 mereka masuk ke Kuala Kurom dan Kahayan Hulu. Disana perkembangannya begitu pesat.
b. Agama katolik
Pertualangan agama katolik di Indonesia dimulai pada abad ke-16. Pada abad itu, agama katolik telah masuk ke kepulauan Maluku, Ambon, Ternate, Solor dan Nusa Tenggara. Penyebarannya mula-mula dilakukan oleh bangsa Portugis yang berkuasa disana. Pada tahun 1546 seorang apostel (muballigh) datang kesana, yang bernama Fransicus Xaerius. Tahu 1605 pulau Ambon ia taklukan. Pada waktu itu, di Ambon telah ada 4 buah gereja dan sekitar 16.000 orang telah beragama katolik.
Sedangkan di Sulawesi, agama katolik masuk melalui makasar padatahun 1170 yang dilakukan oleh pengikut madzhab dominicus dan madzhab yesuiten. Pada tahun 1529, dibentuklah suatu jama’ah yang dibaiat untuk mengabdi kepada paus dan menyebarluaskan agama katolik. Tempat terbentuknya di kota Paris, Perancis. Tahun 1539 semua angota jamaah itu dilantik menjadi pastor, dan pada tahun 1560 Paus Paulus III meresmikan jamaah ini sebagai jamaah yesus (the society of yesus). Jamaah ini terus berkembang maju dan bekerja sama dengan madzhab yesuiten.
Tidak berbeda dengan agama protestan, agama katolik pun begitu gencar menyebarkan ajaran agamanya. Para misionaris katolik pun pintar dalam mensiasati strategi. Karena memiliki tujuan yang sama, yaitu ingin menguasai dan memayoritaskan penduduk Indonesia, agama katolik pun menyebarluaskan ajaran agamanya. Sama halnya dengan protestan, agama katolik masuk ke berbagai wilayah di seantero nusantara melalui berbagai macam cara. Daerah terpencil pun menjadi prioritas utama mereka.

B. Misi kristen di indonesia
Masalah kristenisasi adalah persoalan laten bagi kaum muslim dan pemeluk agama lain diberbagai belahan dunia, termasuk di indonesia. Dalam penyebaran agama Kristen di Indonesia, kaum Kristen protestan dan katolik bersatu padu. Mereka bergabung atas satu nama, satu tujuan, yaitu umat kristiani.
Program Kristen di indonesia ialah mewujudkan misi mulia sang gembala dalam mendamaikan dunia dalam kasih tuhan jesus kristus juru selamat. Seperti halnya program mereka di seluruh dunia, baik itu di negara-negara Islam, maupun di negara-negara mayoritas Islam. Umat Kristen ingin memayoritaskan pemeluknya. Apabila telah menjadi agama mayoritas di Indonesia, maka akan terjadi perdamaian dan keamanan. Itulah persepsi mereka. Target utama mereka ialah mengkristenkan generasi muda (siswa dan mahasiswa).
Mereka memiliki daftar hitam yang harus diperhatikan dan diwaspadai, antara lain ialah : Prof. Habibie dengan ICMI-nya, Amien Rais dengan Muhammadiyah-nya, Gus Dur dengan NU-nya, Nurcholis Madjid dengan Islam Radikal-nya, Emha Ainun dengan Budaya Islam-nya, Faisal Tanjung, Wiranto, Syarwan Hamid, Yunus Josfiah dan rekan-rekannya. Sedangkan tugas mereka ialah mendukung jendral Tri Sutrisno sebagai presiden priode mendatang, karena pak Tri mudah dipengaruhi dan dikendalikan. Juga mendukung orang-orang seperti Moerdiyono, Rudini, Emil Salim, Ali Sadikin, Sarwono, dan rekan-rekannya yang ambisi kekuasaan. Setelah mereka dikendalikan, misionaris Kristen akan memecah belah mereka. misionaris Kristen juga akan menciptakan perselisihan dan pertengkaran antara orang-orang Islam fanatik dengan Islam abangan, sehingga terjadi perang saudara sesama umat Islam.
Dengan daftar hitam tersebut, penulis menyimpulkan bahwa para misionaris Kristen bertujuan ingin menguasai pemerintahan. Mereka singkirkan dahulu para tokoh Islam beserta organisasinya, baru kemudian mereka dukung orang-orang yang mereka anggap bisa dijadikan sebagai alat kendali. Dengan begitu, dengan mudahnya mereka melancarkan penyebaran ajaran agama mereka.
Rencana lainnya ialah menguasai media cetak dan elektronika. Dengan begitu, mereka dengan leluasanya dapat memutar-balikan fakta dimasyarakat. Sarana informasi sangat dominan dalam memprcepat terwujudnya perselisihan diantara umat Islam dan menimbulkan kekacauan dimasyarakat.
Selain itu, mereka berencana untuk menguasai pemerintahan, baik pusat maupun daerah, serta abri. Jabatan-jaatan penting harus dikendalikan oleh tokoh-tokoh Kristen, agar memberikan fasilitas dan kemudahan Bagi orang Kristen untuk mengkristenisasikan umat Islam. Kemudian melemparkan isue-isue yang sifatnya menghilangkan kepercayaan masyarakat keopada tokoh-tokoh Islam.
Misi kristren lainnya ialah membantu perekonomian rakyat kecil dalam hal memberikan lahan pekerjaan, memberikan makanan cuma-cuma, mengangkat anak asuh agar orang Islam abangan dapat mengikuti ajaran kristus, membuat tempat iadah di tengah-tengah masyarakat Islam, menghidupkan judi, tempat pelacuran, bar-bar, memasok pil ektasi, bir dan putau. Tujuannya agar digunakan oleh generasi muda Islam, sehingga lambat laun akan mengganggu moral mereka dan menghilangkan fanatisme mereka terhadap Islam.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi kristenisasi di Indonesia
Proses kristenisasi di indonesia tidak terlaksana begitu saja. Missionaris atau zending Kristen telah menyiapkan berbagai macam taktik dan strategiyang akan dilancarkan. Mereka mempelajari dahulu bagaimana keadaan dan kondisi si target. Sehingga mempermudah pelaksanaan kristenisasi.
Ada beberapa faktor yang sangat menunjang pelaksanaan kristenisasi, antara lain :
a. Kebodohan
Masih banyak umat Islam yang tidak mengetahui dan memahami ajaran-ajaran Islam itu sendiri. Sehingga iman dan akidah yang dimilikinya pun sanagt tipis. Dengan begitu, akan sangat mudah untuk dipengaruhi dan diajak untuk memeluk agama lain, seperti agama Kristen.
Dengan keodohan tersebut, umat Islam dengan sangat mudah meninggalkan ajaran syari’ahnya. Hal ini dimanfaatkan oleh para missionaris Kristen daolam menyebarluaskan ajaran-ajaran kristus. Mereka mencuci otak kaum muslimin dengan doktrin-doktrin ajaran gereja, sehingga berpindahlah agama mereka.
b. Kemiskinan
Faktor inilah yang paling dominan dalam menunjang kegiatan-kegiatan missionaris Kristen di indonesia. Lebih dari 50% penduduk indonesia yang beragama Islam yang memilikin perekonomian rendah. Oleh sebab itulah mereka akan berusaha apa saja, yang terpenting kebutuhan mereka terpenuhi. Mereka siap berkorban apa saja, demi terpenuhinya kebutuhan mereka. Hingga agama atau kepercayaan pun akan mereka korbankan.
D. Perkembagan Kristen di Boyolali
Dari berbagai sumber (Departamen Agama kabupaten Boyolali dan Badan Pusat Statistik kabupaten Boyolali dan Jawa Tengah) bahwasannya perkembangan umat kristen (kristen dan katolik) pada tahun 2000 berjumlah 14.650 pemeluk meningkat menjadi 18.852 pada tahun 2007. Dari jangka waktu yang tidak lama jumlah pertumbuhan pemeluk ini sangat berkembang pesat sekali. Kamipun mendapatkan data dari departemen agama jumlah pemeluk umat kristen pada tahun 2008 yaitu berjumlah 16.640 pemeluk. Dan ternyata memang data perkembangan pemeluk kristen di boyolali dari data BPS dan Departemen Agama sangat jauh berbeda. Yang membedakan kalau di Departemen Agama data pemeluk dari jumlah penduduk yang terdaftar, sedangkan data dari BPS mereka menggunakan mendata langsung dengan mendatangkan rumah kerumah.
Dan kami (penulis), mendapatkan juga data tempat peribadatan dari tahun 2002 s/d 2007 yang bersumber dari BPS yaitu pada tahun 2002 berjumlah 107 gereja meningkat menjadi 136 gereja. Sedangkan dari data Departemen Agama kabupaten Boyolali pada tahun 2009 (saat ini) berjumlah 78 gereja (tempat ibadah). Data BPS dan Departemen Agama berbeda jauh jumlahnya. Ketika kami konfirmasi ke Kasi Penamas yang di pimpin oleh Drs. H. M. Jindar Wahyudi, M.Ag, beliau berkata “memang data tersebut berbeda jauh, karena data yang kami miliki sesuai dengan tempat ibadah yang memililiki izin membuat bangunan (IMB). Yang selainnya bisa saja termasuk rumah ibadah yang tidak izin ke kami”.
Jikalau dilihat pada Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri nomor 8 tahun 2006 dan nomor 9 tahun 2006 dalam pasal 14 ayat 2 pada bab pendirian rumah ibadah bahwasannya untuk membuat satu rumah ibadah harus terdapat 90 (sembilan puluh) kartu tanda penduduk, yang disahkan oleh pejabat setempat sesuai dengan batas wilayah yaitu yang didukung masyarakat setempat paling sedikit 60 (enam puluh) orang yang disahkan oleh lurah/ kepala desa.
Dari perbedaan data tersebut kami (penulis) pun belum tahu Departemen Agama Kabupaten Boyolali menindaklanjuti dari rumah ibadah yang tidak mempunyai izin yang sah. Seharusnya departemen agama pun harus peka dan menindak tegas melihat pelanggaran yang telah ditetapkan dalam undang-undang.
Jelaslah sudah perkembangan umat kristen dan tempat ibadah di kabupaten Boyolali berkembang begitu pesatnya. Sebagaimana kegiatan-kegiatan misionaris umat kristen salah satunya yaitu Membangun Gereja-gereja dan Kapel dengan Liar (tanpa izin).
Dan alqur’an pun menjelaskan dalam surat albaqarah ayat 120, Allah berfirman:
     •             •                
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
Dari zaman Nabi Muhammad pun mereka tidak akan rela islam akan berkembang baik jumlah penduduk maupun kualitas individu umat muslim. Mereka berupaya, ya setidaknya biarpun umat muslim tidak bisa dimurtadkan mereka berupaya untuk menjauhkan umat muslim jauh dari ajarannya. Dan setelah umat muslim jauh dari ajarannya terjadilah banyak kebodohan berkembang dan orang yang tidak faham terhadap agama. Dari sana mereka selalu berusaha untuk melakukan kristenisasi. Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas.


DAFTAR PUSTAKA
BPS kabupaten Boyolali, Bidang Sosial dan Pendidikan tahun 2007. Banyaknya sarana Peribadatan di Kabupaten Boyolali.
BPS kabupaten Boyolali, penduduk dan tenaga kerja tahun 2007. Banyaknya sarana Peribadatan di Kabupaten Boyolali.
Departemen Agama kabupaten Boyolali, Kasi Penamas. Prosentasi Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Kabupaten Boyolali tahu 2008.
Departemen Agama kabupaten Boyolali, Kasi Penamas. Jumlah Tempat Ibadah di Jawa Tengah tahun 2009.
Husaini, Adian, MA. 2007. Tinjauan dan Historis Teologi Kristenisasi di Indonesia, Jakarta: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.
Puslitbang Lehidupan Beragama dan Diklat Departemen Agama. 2006. Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri.
Forum.swaramuslim.net
http://jateng.bps.goid/2006/web06bab104/web_1040301.htm
http://jateng.bps.goid/2005/web05bab104/web05_1040302.htm
http://jateng.bps.goid/2006/web06bab104/web06_1040302.htm
www. Alislamu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar